Rabu, 08 April 2015

CATATAN HATI SEORANG NANNY

Well, usia saya 25 tahun pendidikan terakhir S1 Desain dan saya seorang nanny, kalau saya boleh mengutip satu kalimat yang populer sekali di dunia nettizen saya ingin mengatakan “disitu terkadang saya merasa sedih”. But Pema Chodron bilang “nothing ever goes away until it teach what wee need to know”.  Selama di rumah saya mendapatkan sesuatu yang sangat berharga yang tidak mungkin saya dapat dari pendidikan formal manapun.

pelajaran hidup, saya lupa dapat kata kata ini dari mana yang pasti kata kata ini bukan milik saya, begini “kamu tidak akan pernah tahu cara menjadi istri atau suami yang baik sampai kau menikah” artinya learning by doing dan kamu tidak akan pernah tau how mom’s work sampai kamu berada dirumah selama 7 hari kali 24 jam dikali sembilan puluh hari.

Berada dirumah dan menjadi nanny membuat saya paham mengapa Alloh meminta bayaran yang sangat mahal untuk jasa seorang ibu dan mengapa tiket kesurga hanya dapat dibeli darinya.

Saya jadi memikirkan kembali karir saya dimasa depan. InsyaAllah, mulai hari ini saya ingin berkarir sebagai ibu rumah tangga dan menjadi madrasah bagi anak-anak saya, saya ingin anak-anak saya kelak dapat memahami alasan mengapa ia harus mengutamakan ibunya ibunya ibunya baru bapaknya.

Saya tahu berkarir sebagai ibu rumah tangga bukanlah hal yang mudah, karenanya sebelum saya bekerja dalam waktu dekat InsyaAllah, saya harus gunakan kesempatan ini sebaik mungkin untuk mempeljari banyak hal sehingga jika saat itu tiba, saat dimana saya menikah dan memiliki anak, pada saat itu saya telah siap melepaskan seluruh mimpi dan waktu saya untuk mejadi seorang ibu, keren ya? karena saya pikir wanita bekerja saat ini bukan semata mata karena ingin membantu perekonomian keluarga, barang kali masih ada ego. buktinya banyak yang suaminya sudah cukup dalam hal materi tapi masih bekerja dengan alasan harga susu yang mahal maka alih alih memberi susu terbaik dia malah lupa bahwa susu terbaik yang Allah berikan ada pada dirinya, GERATIS!. sebagian lagi beralasan harga pendidikan yang mahal (tepat sekali), tetapi pendidikan terbaik bukan memulu tk dan SD dengan harga selangit, ingat bahwa sekolah hanya memberian pendidikan akademis bukan moral, pendidikan moral ada dirumah.

 satu lagi ini yang paling membuat saya merasa miris, dengan berbagai lasan yang mengharuskan ibu bekerja sang anak terpaksa dititipkan, entah itu ke nenek atau pengasuh (lho, jadi itu neneknaya atau pengasuhnya??) bekerja mencari uang tentu untuk kebahagiaan anak, tapi apakah anak benar benar bahagia? Jika kasih sayangpun didapat dengan cara membeli? Seharian bekerja sambil bercanda dengan teman sekantor sementara anak bercanda dengan ibu pengganti, bukankah akan lebih bijak jika kita sendiri yang menemaninya? mendengar suaranya secara langsung, menyentuhnya, melihat setiap detik perkembangannya, melihat setiap inci pertumbuhannya dan mengajarinya banyak hal bukankan itu yang sebenarnya kita inginkan?

Salut ! standing applause buat para ibu yang keluar dari tempat bekera begitu anaknya lahir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar